◄►broxzin adventure◄►

Wednesday, July 09, 2008

Dari Hipotermia, Frostbite hingga Kecelakaan


Pendaki gunung, utamanya gunung es, harus menghadapi berbagai tantangan datangnya cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem itu bisa menimbulkan berbagai keadaan yang mengancam nyawa.

Mulai dari hipotermia, frostbite, hingga kelalaian pendaki yang bisa menimbulkan kecelakaan.

"Hipotermia paling sering. Hipotermia itu suhu tubuh lebih rendah dari suhu lingkungan," ujar Ketua Federasi Mountaneering Indonesia (FMI) Jody Alexander ketika dihubungi detikcom, Rabu (9/7/2008).

Turunnya suhu tubuh yang sangat cepat itu, imbuh dia, membuat pendaki kehilangan kontrol diri.

"Kehilangan panas tubuh bisa mati, karena suhu dibawah temperatur normal," kata dia.

Ancaman lain, imbuh dia, adalah frostbite, atau pembekuan bagian tubuh hingga membuat bagian tubuh membusuk karena hawa terlalu dingin.

Namun, nyawa pendaki masih bisa diselamatkan kalau bagian tubuh yang terkena frostbite itu diamputasi.

"Bisa busuk. Busuknya naik terus, mematikan saraf. Kalau nggak dipotong bisa meninggal. Sebaiknya dipotong supaya nggak infeksi," jelas Jody yang mendaki gunung sejak tahun 1978 ini.

Menurut dia, frostbite itu terjadi karena bagian tubuh tidak cukup tertutup saat cuaca ektrem dingin. Seperti sepatu bocor karena kena air, atau sarung tangan yang lubang. Hal ini terjadi karena perlengkapan tidak memadai.

"Banyak terjadi di jari kaki, jari tangan. Paling nggak kita kontrol. Mendaki gunung begitu kita nggak bisa spekulasi lagi. Harus ada cadangan (perlengkapan)," kata dia.

Satu lagi yang dapat mengancam nyawa, adalah faktor kelalaian pendaki sendiri.

"Bisa kesalahan dia sendiri. Cuaca bagus tapi karena kesalahan sendiri, mungkin jatuh ke jurang, bisa saja," kata dia.

Pungkas Tri Baruno (20), pendaki Indonesia meninggal saat turun dari puncak Gunung McKinley, Alaska, Amerika Serikat (AS). Belum diketahui penyebab kematian Pungkas yang akrab disapa Pupung itu, yang tergabung dalam 'Tim Ekspedisi Tunas Indonesia Mt Mc Kinley Alaska-Mt Vinson Massif Antartica 2008'.(nwk/Ari)

Obsesi Gunung Es dan Tragedi Pendaki Indonesia


Pungkas Tri Baruno tewas usai mendaki Gunung McKinley di Amerika Utara. 16 tahun lalu Indonesia juga sempat menangis karena kehilangan dua pendaki terbaiknya di Amerika Selatan, Norman Edwin dan Didiek Samsu Wahyu Triachdi saat pendakian
Puncak Aconcagua (6.969 m).

Keduanya mendaki Ancocagua, di Argentina pada tahun 11 Maret 1992. Pendakian ini merupakan rangkaian dari ekspedisi tujuh puncak dunia yang dilakukan Mapala UI. Sebelumnya tim Mapala UI telah menempuh perjalanan dari Cartenz Pyramid,
Kilimanjaro, McKinley dan Elbrus.

Namun gunung tertinggi di Amerika Selatan ini mengakhiri impian keduanya untuk menjadi seven summiter pertama Indonesia. Keduanya juga harus kehilangan nyawanya hanya beberapa ratus meter menjelang puncak Ancocagua.

Diduga badai yang bertiup hingga kecepatan 420 km/jam dan suhu yang turun hingga minus 42 derajat celcius menjadi penyebab melemahnya kondisi kedua pendaki ini. Suhu ekstrim inilah yang membuat Ancocagua sering dijuluki 'Iblis Pegunungan Andes'.

Jenazah Didiek Syamsu lebih dahulu ditemukan pada tanggal 24 Maret 1992, sedangkan Jenazah Norman Edwin baru ditemukan tanggal 2 April 1992. Butuh berhari-hari sebelum jenazah keduanya bisa dievakuasi.

Kematian keduanya ternyata tidak menyurutkan langkah Indonesia untuk terus mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi dunia. Ekspedisi Gabungan Kopassus dan sipil berhasil mengibarkan Merah Putih di Puncak Everest pada tahun 1992.

Saat ini pun ekspedisi tim Indonesia yang diawaki Frangky Kowaas masih berjalan. Frangky sudah berhasil menjejakan kakinya di Kilimanjaro, Afrika. Namun perjalanannya masih panjang untuk menaklukan tujuh puncak dunia.

Kematian Pungkas seakan menjadi pengingat bahwa ada yang lebih kuat dari obsesi manusia. Gunung itu sendiri. (rdf/ana)

Tuesday, July 08, 2008

Ketua Tim Ekspedisi Rudi Harsono Tak Ikut ke Mc Kinley


Meski disebutkan sebagai ketua tim ekspedisi Tunas Indonesia, Rudi Harsono (25) ternyata tak ikut berangkat bersama Pungkas Tri Baruno (20) ke Gunung Mc Kinley, Alaska pada 12 Juni lalu. Rudi sedang sakit.

"Saya gak ikut. Saya sakit. Soal siapa yang akhirnya berangkat, saya juga tidak tahu" tutur Rudi ketika dihubungi detikcom, Rabu (9/7/2008).

Rudi awalnya direncanakan berangkat bersama Pungkas dan anggota tim lain dalam ekspedisi Tunas Indonesia.

"Saya tidak tahu yang menggantikan saya siapa. Mungkin pak Bayu Treshna," sebut Rudi. Bayu disebut Rudi sebagai salah satu tim pendukung dari Ekspedisi Tunas Bangsa.

Pungkas meninggal dalam ekspedisi ini, Selasa (8/7/2008). Mahasiswa Universitas Mercu Buana (UMB) ini meninggal setelah berhasil menancapkan bendera Merah Putih di Mc Kinley.
(gun/asy)

Pendaki Itu Sering Disapa Pupung

Pungkas Tri Baruno, pendaki asal Indonesia, meninggal setelah berhasil menancapkan bendera Merah Putih di puncak Mc Kinley pegunungan Alaska, Amerika Utara. Pehobi pendakian gunung ini sering disapa oleh keluarganya dengan nama Pupung.

"Ini foto-foto Pupung tercinta," kata keluarga Mumpangat, ayah Pungkas, saat memberikan foto-foto dokumentasi Pupung kepada detikcom, Rabu (9/7/2008).

Pupung berangkat ke Mc Kinley tergabung dalam Tim "Ekspedisi Tunas Indonesia Mt. Mc Kinley–Alaska dan Mt. Vinson Massif–Antartica 2008". Tim pendaki ke gunung yang dikenal dengan 'Atap Amerika Utara' ini terdiri dari tim yang berpengalaman tinggi.

Dari situs pramuka, Pungkas juga adalah pendaki yang lumayan berpengalaman. Pria berumur 20 tahun kelahiran Jakarta, 11 April 1988 ini tercatat sebagai mahasiswa Desainer Interior Universitas Mercu Buana.

Pungkas sudah menggeluti kegiatan alam bebas sejak SMP. Aktif dalam kegiatan pramuka, Pungkas menjadi peserta Jambore DKI Jakarta pada 2000.

Pada 2002, Pungkas mendaki Gunung Salak. Pada 2003, pria bertinggi badan 170 cm ini juga menjajal Gunung Galunggung. Petualangan Pungkas berlanjut di Gunung Gede pada 2004.

Karena keaktifannya dalam kegiatan pramuka, Pungkas ditarik masuk dalam Ekspedisi Tunas Indonesia. Ekpedisi ke Gunung Mc Kinley, Alaska adalah ekspedisi pertama Pungkas ke luar negeri.(asy/ndr)

Pungkas Meninggal di Alaska


Oleh keluarganya, Pungkas Tri Baruno (bukan Tribaruna-Red) (20), mahasiswa asal Indonesia yang meninggal saat mendaki Gunung Mc Kinley, Alaska adalah sosok yang tak suka pamer. Buktinya, anak bungsu dari tiga bersaudara ini tidak terlalu suka mempublikasikan kegiatannya.

"Anaknya memang tidak suka publikasi. Dokumentasi berupa foto saja jarang, padahal dia sering ada kegiatan," tutur Ayah Pungkas Tribaruna, Mumpangat ketika dihubungi detikcom, Rabu (9/7/2008).

Lebih lanjut, Mumpangat berkisah jika anaknya ini mempunya semangat yang besar jika ada yang ingin dicapainya.

"Dia pekerja keras. Semangatnya luar biasa, tapi kadang memang kegiatan dia agak tertutup, jarang dia bicarakan," cerita Mumpangat.

Pungkas mahasiswa Desain Interior, Universitas Mercu Buana berangkat 12 Juni dibawah ekspedisi Pramuka Indonesia. Ekspedisi ini untuk memperingati 100 tahun kepanduan dunia dan 100 tahun kebangkitan nasional.

Dalam ekspedisi yang difasilitasi Pramuka ini, Pungkas Tri Baruno menjadi sekretaris tim. Bertindak sebagai ketua tim adalah Rudi Harsono (Mahasiswa FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta), sementara bendahara tim adalah Zulfa Ahyar (Karyawan De Cast Pro). (gun/ndr)

Pendaki RI Tewas di Alaska


Pungkas Tri Baruno (20) meninggal usai mendaki Gunung Mc Kinley di Alaska, AS. Ekspedisi pendaki Indonesia ini memang bukan sembarangan. Ini adalah puncak tertinggi di Amerika Utara.

Ensiklopedia Britannica menyebutkan Mc Kinley menjulang 6.194 meter di atas permukaan laut (mdpl) di Alaska. Letaknya 210 km sebelah Barat Laut kota Anchorage. Puncaknya ada 2 dan berada di sisi Selatan gunung. Dua pertiga kawasan puncaknya tertutup salju abadi dan menjadi hulu dari berbagai glacier.

Mc Kinley berada di kawasan Taman Nasional Denali. Denali adalah nama pemberian suku Indian Alaska terhadap Gunung Mc Kinley. Arti Denali adalah "Yang Tertinggi". Nama modern diberikan pada 1889 sebagai penghormatan pada Presiden AS saat itu William McKinley.

Pada 1794, adalah George Vancouver, penjelajah Inggris yang menjadi bangsa Eropa pertama yang melihat gunung ini dari Teluk Alaska. Ekspedisi pertama dilakukan oleh James Wickersham pada 1903 namun gagal. Baru pada 1910, William Taylor dan Peter Anderson mencapai puncak Utara. Pada Juni 13 1913, barulah Hudson Stuck dan Harry Karstens mencapai puncak tertinggi di Selatan.

Berbagai ekspedisi digelar para pendaki dari seluruh dunia untuk mencapai puncak McKinley. Termasuk ekspedisi yang dilakukan Pungkas. Namun rupanya nasib berkata lain untuknya.
(fay/asy)

Sekilas Tentang Ekspedisi Mc Kinley

Keberangkatan Pungkas Tri Baruno yang tergabung dalam ekspedisi Tunas Indonesia. Mereka bergerak dari bumi Indonesia pada 12 Juni 2008 menuju Gunung Mc Kinley di Alaska dengan tujuan menumbuhkan cinta alam dan kasih sayang terhadap sesama.

Seperti dikutip situs pramuka.or.id pada Rabu (9/7/2008), rencana pendakian ini sejatinya dilakukan menuju puncak tertinggi di Antartika, Gunung Vinson Massif. Sebelumnya, mereka akan terlebih dahulu menancapkan merah putih di puncak tertinggi Amerika Utara, Gunung Mc Kinley di Alaska, AS.

"Tujuan khusus dari kegiatan ini untuk menunjukkan kepeloporan dan prestasi pemuda Indonesia dengan menancapkan dan mengibarkan bendera Merah Putih serta menjalin semangat persaudaraan dengan organisasi kepanduan negara-negara lain," demikian pernyataan dalam situs Pramuka.

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengikutsertakan 7 orang Pramuka Pandega dalam kegiatan pendakian Gunung Vinson Massif yang merupakan puncak tertinggi di lingkar Antartica.

Para anggota tim pun sebelumnya telah melaksanakan berbagai ekspedisi lintas alam, seperti Ekspedisi Khatulistiwa tahun 2000, mendaki Gunung Kilimanjaro 5.895 mdpl dan Gunung Kenya titik Lenana 4.985 mdpl, di Tanzania dan Kenya, Afrika dalam Ekspedisi Merah Putih pada 2001, mendaki Gunung Elbrus 5.642 mdpl, di Caucasus Russia dalam Ekspedisi Indonesia Gunung Elbrus pada 2002, Ekspedisi Bike Jakarta-Bali 2003.

Dijelaskan pula data mengenai Mc Kinley (Kutub Utara), Alaska, Amerika Serikat.

Rute��� ��� �: West Buttress

Elevasi�� ��� �: 20.320 kaki / 6.194 m

Kesulitan �� �: Moderate to severe 2C

Musim pendakian : Mei - Juli.

Selain itu terdapat pula catatan lengkap mengenai kilas Gunung Mc Kinley. Denali adalah nama asli Gunung Mc Kinley yang menurut bahasa Indian artinya "Yang tertinggi". Terletak pada 63 derajat lintang Utara, 390 kilometer dari lingkaran Arktik (Kutub Utara). Pada 1980, daerah pegunungan sekitar Mc Kinley dijadikan Taman Nasional Denali yang menyediakan berbagai fasilitas akomodasi, komunikasi, transportasi dan juga tim SAR untuk keadaan darurat.

Selain itu suhu rata-rata di Mc Kinley berada pada ketinggian lebih dari 5.000 meter adalah -28 derajat Celcius dengan cuaca terang mencapai 21 jam setiap hari dari bulan Mei sampai Agustus. Saat ini di kawasan tersebut ada lebih dari 10 rute pendakian dengan rute terpanjang West Buttress. Cuaca disini cepat berubah dan dapat diantisipasi dengan membaca tanda Lenticular Caps pada puncak gunung.(ndr/fay)