◄►broxzin adventure◄►

Friday, December 03, 2010

MELIHAT DAHSYATNYA LAVA LETUSAN GUNUNG KILAUEA

Kilauea adalah salah satu gunung erapi paling aktif di dunia (bahkan menurut banyak sumber, gunung yang masih terletak di area Hawaiʻi Volcanoes National Park ini adaah gunung berapi paling aktif se dunia) , gunung ini terletak d kepulauan hawaii dan merupakan salah satu dari 5 gunung berantai yang menyusun kepulauan utama kepulauan Hawaii.

Salah satu fakta yang sangat mengejutkan dari gunung ini adalah "Gunung ini sudah bererupsi selama 27 tahun sejak 1983". ya, Kilauea sudah mengeluarkan aktifitasnya selama hampir 1983 tanpa berhenti. Selama itu sudah terjadi banyak letusan lava yang dahsyat. Letusan lava yang dahsyat dari gunung ini bahkan sudah menghancurkan pemkiman di sekitar lereng gunung.

Berikut kami tampilkan beberapa gambar yang menunjukkan betapa dahsyatnya lava letusan gunung kilauea :



























PERSAMAAN FISIK ANTARA GUNUNG KILAUEA DENGAN GUNUNG MERAPI







Kalau kita perhatikan secara fisik antara Gunung Kilauea dengan Gunung Merapi akan terlihat sama, yaitu kedua gunung tersebut sama-sama merekah dan membelah. Walaupun secara fisik sama akan tetapi ciri letusannya berbeda karena gunung Kilauea bererupsi selama 27 tahun sejak 1983 tanpa henti mengeluarkan lava pijarnya. Sedangkan Gunung Merapi masa erupsi terjadi selama kurang lebih 3 - 5 tahun sekali dengan mengeluarkan berupa wedus gembel atau awan panas dan material vulkanik. Dan saat ini material vulkanik Gunung Merapi telah menumpuk di sekeliling lereng Gunung Merapi dan kalau nantinya terjadi hujan lebat maka akan terjadi banjir lahar dingin yang saat ini sudah terjadi dan melanda masyarakat Yogyakarta, khususnya di pinggiran sungai yang dilalui aliran lahar dingin dari Gunung Merapi.

Dan yang saya kuatirkan dengan terbelahnya Gunung Merapi seperti itu kelak akan melancarkan lava pijar seperti yg terjadi pada gunung Kilauea, tapi kita berdoa saja mudah-mudahan tidak akan terjadi seperti yang dialamai Gunung Kilauea.

Friday, November 26, 2010

EKSOTISME GUNUNG BROMO

Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Probolinggo, Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif.

Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.

Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Dianatar gunung yang menemani Bromo diantaranya gunung Batok. Karena lokasinya berdampingan, kedua gunung seolah menjadi pemandangan yang menyatu. Daya tarik utama adalah Gunung Batok ini merupakan habitat eidelweis atau dikenal dengan nama bunga abadi. Kemudian Gunung Pananjakan yang merupakan tempat tertinggi bila dibandingkan dengan tempat-tempat yang lainnya di komplek pegunungan Tengger. Oleh karenanya di kawasan ini kita dapat menyaksikan keindahan alam di bagian bawah seperti panorama laut pasir dengan komplek Gunung Bromo yang di latar belakangi Gunung Semeru. Dari puncak Gunung Pananjakan ini kita juga bisa melihat matahari terbit.

Yang tak kalah menariknya adalah Gunung Widodaren. Lokasinya sebelah Gunung Batok dan merupakan potensi daya tarik yang meliputi tempat keramat berupa gua dan sumber air suci. Pada bagian dalam gua terdapat tempat yang agak luas dan di dalamnya terdapat batu besar untuk menempatkan sesajian yang sekaligus sebagai tempat bersemedi khususnya masyarakat Tengger. Di samping gua terdapat sumber air yang tak pernah kering.

Gunung Bromo sendiri mempunyai keindahan diantaranya pemandangan alamnya yang eksotis. Di samping itu daya tarik gunung ini kekhasan gejala yg tidak ditemukan di tempat lain, yaitu adanya kawah ditengah kawah. Perlu diketahui juga gunung Bromo ini juga memiliki tipe ekosistem sub montana, montana, dan sub alphin dgn pohon2 yg besar dan berusia ratusan tahun. Beberapa jenis tumbuhan yg terdapat di Gunung Bromo terdapat jamuju, cemara gunung, eidelweis, berbagai macam jenis anggrek, dan jenis rumput langka (Sumber dari departemen kehutanan).

Yang tak kalah menariknya gunung Bromo terdapat berbagai macam jenis fauna berupa 137 jenis burung, 22 jenis mamalia, dan 4 jenis reptilia. Satwa langka yang dilindungi antara lain luwak, rusa, kera ekor panjang, kijang, ayam hutan merah, macan tutul, dan ajag. Dan berbagai macam jenis burung seperti alap-alap burung, rangkkong, elang ular bido, srigunting hitam, dan elang bondol.

Dan kini keindahan gunung Bromo tersebut akan sedikit terganggu dengan meletusnya gunung tersebut dengan mengeluarkan semburan berupa awan panas beserta material dari dalam bumi. Bahkan ketinggian material vulkanik yang disemburkan Gunung Bromo mencapai 1000 meter. Akankah letusan Gunung Bromo melebihi letusan dari Gunung Merapi...?? Mudah-mudahan saja tidak sedahsyat letusan Gunung Merapi yang menewaskan ratusan jiwa manusia di sekitarnya.

Monday, February 02, 2009

TELAGA SARANGAN & AIR TERJUN TIRTOSARI

Hari Kamis tgl 29 Januari 2009 waktu menunjukkan pukul 6 saya bersama dengan calon istri bersiap-siap untuk menuju ke sebuah tempat. Seperti biasa sebelum berangkat kami sarapan terlebih dahulu dan setelah selesai sarapan kamipun langsung berkelana menuju ke sebuah dataran tinggi Gunung Lawu tepat pada pukul 8 dari Jogja melewati daerah Prambanan – Klaten – Solo – Karanganyar – Magetan dengan menggunakan sepeda motor kesayanganku. Sesampainya di daerah Karanganyar lantas kamipun ambil arah menuju Jl. Lawu dan dari situlah petualangan yang sebenarnya kita mulai, karena perjalanannya terdapat tanjakan dan turunan disertai dengan perkebunan milik penduduk. Selain itu udara sejuk dan cukup dingin menyelimuti dataran tinggi di daerah tersebut.

Sesampai di daerah wisata Tawangmangu perjalanan lanjut terus tanpa berhenti menuju kearah Telaga Sarangan, Magetan Jawa Timur. Perjalanan dari arah Tawangmangu menuju ke arah Telaga Sarangan sangat menantang sekali dengan tanjakan dan turunan yang tajam serta berkelok-kelok mendominasi jalan tersebut. Sesekali disertai dengan perkebunan dan hutan2 yang rimbun dan pepohonan yang besar dan rindang menyertai perjalanan kami. Lokasi Telaga Sarangan ini terdapat di daerah Magetan Jawa Timur, tepatnya diantara perbatasan Jawa tengah dan Jawa Timur Pegunungan Lawu.

Tepat pukul 10:00 pagi akhirnya kami sampai juga di tempat wisata Telaga Sarangan. Sesampainya di daerah Telaga Sarangan kami dikenai uang masuk sebesar Rp. 10.000, dan setelah membayar kamipun lantas bergegas menuju telaga tersebut. Kesan pertama di sana sungguh sangat indah dengan pemandangan pegunungan yang sangat menawan. Berbagai macam Fasilitas disuguhkan diantaranya adalah penginapan/perhotelan, speed boat, perahu bebek, dan juga terdapat jasa berkuda. Di pinggiran telaga juga sangat banyak sekali pedagang2 yang menjajakan berbagai macam buah-buahan, pakaian, dan tak jarang pula menjajakan bakso dan makanan khas dari Telaga Sarangan, yaitu berupa sate kelinci. Kami juga menyempatkan untuk mengelilingi telaga tersebut dengan menggunakan sepeda motor disertai dengan udara yang sangat sejuk.

Setelah kami puas mengelilingi Telaga Sarangan sampai 2 kali kamipun lantas melanjutkan perjalanan ke Tempat Wisata Air Terjun Tirtosari yang lokasinya tak jauh berada di daerah Telaga Sarangan. Sebelum menuju ke lokasi kami membayar tiket masuk per orang sebesar Rp. 3.500. Setelah kami membayar, lantas kami menuju ke Air Terjun Tirtosari. Sebelumnya kami menitipkan sepeda motor untuk diparkir, setelah itu kami langsung menuju ke lokasi dengan berjalan kaki kurang lebih 3 kilometer. Setelah perjalanan melewati jembatan dari situ terlihat posko, yaitu tempat untuk menarik retribusi guna pembangunan jalan dan fasilitas di sekitar air terjun tersebut. Waktu itu kami ditarik oleh petugas yang ada di sana sebesar Rp. 1.000 per orangnya.

Dalam perjalanan menuju ke Air terjun, kami disuguhkan oleh keindahan alam dengan pemandangan perbukitan, serta persawahan penduduk disertai dengan udara yang sangat dingin. Selain itu perjalanan ke arah air terjun juga sangat menantang, karena medan yang menanjak dan berliku-liku sesekali menyusuri sungai dan juga ada warung yang menjajakan makanan di sepanjang perjalanan menuju ke air terjun tersebut. Ada juga kakek2 yang menawarkan jasa tongkat untuk membantu para pejalan kaki mencapai air terjun, hanya dengan tarif Rp. 1000 kita bisa mendapatkan tongkat tersebut.

Setelah dengan sekuat tenaga berjuang berjalan kaki mengarungi perjalanan menuju ke air terjun, akhirnya sampai juga ke air terjun Tirtosari. Kondisi air terjun Tirtosari sangat indah sekali dibandingkan dengan 5 tahun yg lalu. 5 tahun yang lali kondisi air terjun tersebut hanya sebuah air terjun yang dibiarkan begitu saja mengalir secara alami, namun sekarang air terjun tersebut sudah dibenahi dengan dibuatnya dam yang berguna untuk mencegah terjadinya banjir dan bentuknya sangat indah sekali menyerupai air mancur turun ke bawah. Kami tak menyia-nyiakan keindahan air terjun Tirtosari tersebut dengan foto-foto di sekitarnya. Sungguh begitu sangat indahnya ciptaan Allah SWT ini sehingga membuat saya semakin kagum dengan kebesaran-Nya. Kebetulan waktu itu juga banyak orang yang berkunjung dan ada yang berenang di sekitar dam air terjun Tirtosari. Di sekitar samping kanan kirinya dam air terjun Tirtosari juga terdapat pedagang yang menyajikan sate kelinci. Dengan pemandangan yang indah didukung dengan pemandangan yang indah pula rasanya kami ingin kembali ke sana lagi dan rasanya betah di sana berlama-lama.

Puas dengan segala keindahan alam dan keindahan air terjun Tirtosari, kamipun lantas turun gunung menuju tempat penitipan sepeda motor yang berjarak kurang lebih 3 KM…hehehe. Setelah sampai ke parkiran lantas kami bergegas meninggalkan lokasi menuju ke Telaga Sarangan lagi untuk makan sate kelinci kepunyaan Mbah Yun. Terus terang kami belum pernah mencicipi sate kelinci, namun setelah kemarin mencicipi sate kelinci dengan harga satu porsinya Rp. 6000 plus nasi Rp. 1000 maka kamipun ketagihan rasanya untuk pingin mencicipinya lagi…hehehe..kira2 kapan yach kembali ke Telaga Sarangan lagi. Rasa sate kelinci mirip dengan sate ayam, cuman dagingnya lebih lembut dan tentu saja rasanya mak nyusss….uenak tenan di tambah lagi dengan teh panas yang wangi dan enak.

Setelah kenyang dengan makanan satenya milik Mbah Yun, kemudian kami bersiap-siap melanjutkan perjalanan menuju ke Air Terjun Grojokan Sewu di daerah Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah. Dalam perjalanan dari arah Telaga Sarangan ke arah Tawangmangu karanganyar Jawa Tengah jalannya naik sangat terjal sekali sehingga kalau kita tidak mengetahui medannya bisa2 motor ataupun mobil malah tidak kuat untuk berjalan menanjak dan bisa2 malah mogok di jalan dan meluncur ke bawah…hehehe. Bahkan waktu pas menanjak menuju ke arah Cemoro Sewu motor saya juga hampir tidak kuat untuk menaiki tanjakan jalan yang curam tersebut, namun setelah saya paksa Alhamdulillah akhirnya bisa juga melewati rintangan tanjakan tersebut. Khusus untuk sepeda motor triknya yaitu kita jalannya zig-zag sehingga mengurangi beban motor, namun cara ini sangatlah berbahaya karena bisa jadi arah berlawanan nanti terdapat juga kendaraan lain yang sedang lewat turunan yang tajam. Kalau kita yakin betul bisa mengendalikan motor kita, maka cara itu paling tepat untuk menaklukkan jalanan yang naik secara tajam.

GROJOKAN SEWU

Waktu menunjukkan pukul setengah 3 Sore akhirnya kami nyampai di tempat wisata Grojokan Sewu, Tawangmangu Karanganyar, Jawa Tengah. Sebelum menuju ke lokasi kami memarkirkan kendaraan terlebih dahulu dengan retribusi sebesar Rp. 2000, selanjutnya membayar tiket masuk sebesar Rp. 6000 per orang. Kemudian kami bergegas masuk menuju lokasi Grojokan Sewu dengan menuruni bukit lewat tangga yang terbuat dari beton. Tangga yang jumlahnya ratusan ini, mungkin dapat membuat kaki Anda terasa pegal. Untuk mengatasi masalah ini, pengelola menyediakan gazebo di beberapa titik, sehingga Anda dapat beristirahat sejenak. Di dalam kawasan ini, terdapat monyet berekor panjang yang hidup bebas, jadi jangan heran bila Anda akan menemuinya dalam perjalanan. Jumlahnya lumayan banyak, tetapi Anda tidak perlu takut karena monyet di sini umumnya tidak akan mengganggu.

Setelah sampai di lokasi, kami langsung bergegas mendekati grojokan sewu, namun harus hati2 karena di area sekitar grojokan sewu medannya didominasi oleh bebatuan besar. Karena waktu itu pas musim penghujan, maka Grojokan Sewu tersebut sangat banyak mengeluarkan air dan kalau pas hujan diharapkan kita perlu waspada, karena sering terjadi banjir di lokasi air terjun tersebut, tapi untungnya pas waktu kami ke sana cuaca sangat cerah, jadi tidak terjadi hujan. Kami juga menyempatkan untuk berfoto2 dengan calon isteri dan juga sempat pula memfoto kera berekor panjang. Derasnya air terjun waktu itu membuat baju dan celana kami basah kuyup, akan tetapi kami cukup puas sudah bermain2 di sekitar air terjun tersebut dan berfoto ria dan kami sangat mensyukuri akan keindahan alam yang telah diciptakan-Nya.

Di sekitar lokasi dekat Grojokan Sewu juga terdapat kolam renang yang terbuka dengan disertai rimbunnnya hutan belantara. Selain itu fasilitas di sana juga ada kamar mandi umum, Mushola, dan juga warung2 yang menjajakan berbagai macam makanan dan minuman. Udara di sekitar lokasi terasa sangat sejuk dan dingin disertai suara derunya air terjun yang jatuh dari atas tebing dengan ketinggian 81 meter memecahkan sunyinya alam di sana. Di sana juga terdapat patung ular kobra yang mengeluarkan air dalam mulutnya dan di samping patung ular kobra juga terdapat pancuran yang terbuat dari bambu digunakan sebagai tempat untuk membersihkan diri.

Setelah puas rasanya menikmati pemandangan di sekitar grojokan sewu, dengan basah kuyup kami langsung bergegas naik ke tempat parkiran untuk persiapan pulang. Dengan menaiki tangga yang sama kamipun sempat kehabisan tenaga untuk menaklukkan ratusan tangga tersebut dan saya juga sempat berhenti mengambil nafas sejenak untuk beristirahat. Dengan medan tanjakan yang begitu berat akhirnya kami sampai ke tempat parkiran. Karena hari sudah sore dan waktu menunjukkan pukul setengah 4 sore, tanpa beristirahat kamipun langsung melanjutkan perjalanan untuk pulang. Dengan basah kuyup dan ditambah dengan udara yang sangat dingin kamipun sempat kedinginan dalam perjalanan pulang.

Perjalanan pulang kami barusan nyampai di daerah karanganyar, tepatnya masih di sekitar perbukitan Gunung Lawu, di Jl. Lawu disambut dengan guyuran hujan, lantas kamipun menggunakan mantrol. Dengan guyuran hujan dan baju yang masih terasa basah disertai hawa dingin membuat kami tambah kedinginan. Perjalanan kami dari Karanganyar sampai di daerah Klaten di sambut dengan hujan secara terus menerus tanpa henti…bayangkan saja betapa kedinginannya kami waktu itu. Sesampai di Klaten hujan sudah mulai lumayan agak reda, namun sesekali rintikan hujan masih terasa. Dengan wajah yang basah kuyup dan mata terasa perih karena pasir pada masuk semua serasa mata penuh dengan debu dan pasir disertai dengan berlomba lajunya dengan bus maupun truk dan mobil akhirnya kami sampai juga di Jogja dengan selamat. Sebelum sampai di rumah kami sempatkan untuk membeli makan nasi ayam kremes di daerah deket tempat wisata Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta. Setelah itu kami bergegas menuju rumah tepat waktunya pas adzan Magrib dan setelah itu kami membersihkan diri untuk beristirahat dan makan. Sungguh petualangan yang sangat panjang dan menantang bagi kami berdua dan pengalaman yang sangat berharga untuk menikmati dan mengakui atas ciptaan serta kebesaran-Nya dalam menciptakan keindahan alam yang tak tertandingi di alam jagad ini. Ok cukup sampai disini dulu petualangan kami, dan nantikan pula petualangan2 kami selanjutnya.