Puncak Suroloyo
Mengisi liburan kerja kemarin tepatnya hari kamis, saya bersama kekasihku mengisi waktu dengan berjalan-jalan. Berawal dari nganter beli aqua galon, setelah itu nganter lagi beli sabuk untuk kerja di Malioboro mulai dari jam 1, kemudian kami makan soto di warung kawasan ngasem Yogyakarta. Setelah kami makan tanpa rencana apapun kami sempat jalan begitu saja menuju daerah Godean. Awalnya rencana kami mo menuju tempat ke Borobudur melewati Godean abis itu sesampai di pasar Godean belok kanan lurus terus...ech tak taunya tembus ke tempel, setelah itu aq putuskan aja untuk balik arah dan menuju arah lain lagi.....dari situ kami laju saja jalan yg tak tau arah...ech tak taunya sampai di magelang...tepatnya saya gak tau daerah mana itu...hehehehe....dan tembus jalan raya besar.....kemudian aq putuskan lagi untuk balik arah...huuuuchhhhh.....capek yach bolak-balik melulu..hehehe..yach namanya juga petualang tanpa tujuan...... Setelah tujuan tak kesampaian dan hari menjelang sore kamipun memutuskan untuk pulang dan tiba² kok jadi sampai di daerah Kulonprogo dan waktu itu saya melihat petunjuk arah dimana ada suatu petunjuk yg mengarahkan ke suatu tempat yaitu ke Puncak Suroloyo.
Dan dari situlah awal petualangan kami dimulai........
Memulai perjalanan kami ke puncak sudah disuguhi dengan berbagai macam pemandangan indah yg memukau dan jurang² hingga layaknya kami terbang di atas awan, karena kebetulan kabut tebal menyambut perjalanan kami sehingga kita terasa berjalan di atas awan. Di samping itu juga banyaknya pepohonan rindang di kanan kiri jalan dan tak jarang pula rumah penduduk yg berada di kawasan itu.
Setelah berjalan kurang lebih 40 km, kita menemukan papan penunjuk ke arah Sendang Sono. Dan untuk bisa menuju ke Puncak Suroloyo bisa berbelok ke kiri, namun disarankan untuk berjalan terus dahulu sejauh 500 meter hingga menemui pertigaan kecil dan berbelok ke kiri karena jalannya lebih halus. Dari situ, kami masih harus menanjak lagi sejauh 15 km untuk menuju Puncak Suroloyo. Sebuah perjalanan yang melelahkan memang, namun terbayar dengan keindahan pemandangan yang dapat dilihat.
Pertanda sesampai di bukit Suroloyo adalah terlihatnya tiga buah gardu pandang yang juga dikenal dengan istilah pertapaan, yang masing-masing bernama Suroloyo, Sariloyo dan Kaendran. Suroloyo adalah pertapaan yang pertama kali dijumpai, bisa dijangkau dengan berjalan kaki menaiki 286 anak tangga dengan kemiringan 300 - 600. Dari puncak, kita bisa melihat Candi Borobudur dengan lebih jelas, Gunung Merapi dan Merbabu, serta pemandangan kota Magelang bila kabut tak menutupi, namun sayang waktu itu kabut tebal menyelimuti seluruh bukit. Sampai² kami pulangpun harus dengan lampu motor nyala dan harus hati² betul, karena jarak pandang mata hanya 1 meter saja...dan semuanya tertutup kabut tebal kamipun juga tidak bisa melihat apa² kecuali kabut tebal.
Pertapaan Suroloyo merupakan yang paling legendaris. Menurut cerita, di pertapaan inilah Raden Mas Rangsang yang kemudian bergelar Sultan Agung Hanyokrokusumo bertapa untuk menjalankan wangsit yang datang padanya. Dalam kitab Cabolek karya Ngabehi Yosodipuro yang ditulis pada abad 18, Sultan Agung mendapat dua wangsit, pertama bahwa ia akan menjadi penguasa tanah Jawa sehingga mendorongnya berjalan ke arah barat Kotagede hingga sampai di Pegunungan Menoreh, keduia bahwa ia harus melakuykan tapa kesatrian agar bisa menjadi penguasa.
posted by BROXZIN at
1:56 PM
|
0 comment(s)
