◄►broxzin adventure◄►

Saturday, January 03, 2009

MENYUSURI LERENG MERAPI - MERBABU


Hari Kamis tanggal 1 Januari 2009, bertepatan dengan tahun baru Masehi kami berdua berpetualang menyusuri lereng Gunung Merapi – Merbabu dari arah kota Yogyakarta melewati jalan Magelang. Dari Jogja kami berangkat pada pukul 8 pagi menuju ke tempat wisata Ketep. Perjalanan kami mengarah ke jalur Selo, yaitu tempat para pendaki yang akan menuju puncak Gunung Merapi. Waktu itu udara sangat cerah sekali, sehingga pemandangan di sekitar puncak Gunung Merapi dan Gunung Merbabu sangat kelihatan. Hawa udara yang sejuk dan pemandangan di sekitar lereng Merapi dan Merbabu sangat indah disertai jalanan yang menantang berkelok-kelok dan naik turun mengiringi perjalanan kami berdua. Kira2 tepat pukul 9:30 kami sampai di kawasan wisata Ketep dengan retribusi tiket masuk per orang Rp. 3000 (@2 orang = Rp. 6000) ditambah parkir motor Rp. 2000 jadi semuanya Rp. 8000. Pemandanga dari kawasan wisata Ketep kita bias melihat secara langsung puncak Gunung Merapi dan juga Gunung Merbabu. Di sekitar sana juga ada orang2 yang menyewakan teropong atau keker dengan uang sewa Rp. 2000 kita bias melihat puncak Gunung Merapi dan Merbabu serta lereng2 terasering di sekitar lereng Merbabu.

Di samping pemandangan yang sangat indah, Di kawasan Ketep juga menyediakan berbagai fasilitas, yaitu Volcano Theatre dan Volcano Centre. Volcano Theatre terletak di depan pelataran Panca Arga dan di dalamnya terdapat tempat duduk yang mampu menampung sekitar 80 orang sebagai sarana pertunjukan film documenter mengenai aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang berdurasi selama 45 menit. Film ini dimulai dengan penjelasan teoritik tentang proses terbentuknya Gunung Merapi. Kemudian dilanjutkan dengan penjelasan mengenai bagian-bagian penting dari gunung ini, seputar aktivitas pendakian, penjelasan tentang berbagai macam peralatan pemantau yang di pasang di tubuh gunung, serta peristiwa meletusnya Gunung Merapi pada tahun 2006. Selanjutnya film ini diakhiri dengan aktivitas penduduk di sekitar lereng Gunung Merapi pasca letusan tersebut. Kemudian di Gedung Volcano Centre kalau dilihat sekilas tampak seperti bangunan bawah tanah ini luasnya mencapai 550 m² berada tepat di depan pelataran parkir. Di dalam bangunan ini kita akan disuguhi detail-detail informasiyang terkait dengan kegunung apian dalam berbagai format, dimulai dari informasi umum tentang gunung berapi ditinjau dari aspek geologisnya yang tersaji dalam bentuk gambar, foto-foto, dan peta dalam format besar. Selain itu kita juga dapat menggali dan menikmati berbagai koleksi gunung berapi di Indonesia melalui perangkat computer multimedia. Dengan menggunakan alat ini, kita dapat melihat berbagai tampilan Gunung Merapi serta miniaturnya dalam ukuran yang cukup besar. Alat ini juga menyediakan menu tentang kegiatan mitigasi bencana gunung berapi dan dibagian ini kita akan diajak secara langsung mengoperasikan peralatan pemantau dan pendeteksian gejala2 vulkanik. Selain fasilitas di atas di sekitar lokasi Ketep juga terdapat berbagai macam penjual/warung yang menjajakan berbagai macam makanan terutama Jagung bakarnya yang paling terkenal, disamping itu juga terdapat mushola, toilet/MCK, kios buah-buahan, kios cenderamata, dan shelter.

Setelah kami merasa puas melihat pemandangan di sekitar lereng Merapi dan lereng Merbabu yang kebetulan waktu itu kondisinya sangat panas sekali, maka perjalanan kami lanjutkan menuju ke Kopeng. Dari Ketep jalur perjalanan mengambil ke arah Salatiga, dari parkiran Ketep dimabil arah ke kiri. Masih dalam perjalanan menantang kami dari kiri kanan jalan kami sudah disuguhi pemandangan alam lereng Merapi dan Merbabu yang sangat menawan sekali dan juga rimbunnya beberapa hutan pinus yang masih sangat asri. Udara yang tadinya sangat panas sekali di daerah Ketep berubah menjadi dingin disertai dengan munculnya kabut. Semakin mendekat ke daerah Kopeng kami mendapati perkebunan sayur-sayuran segar seperti wortel, kol, kentang, dan sawi. Sesampai di sekitar kawasan Kopeng saya sempat kebingungan untuk masuk ke areal wisata Kopeng. Yang membikin bingung disertai dengan rasa penasaran adalah adanya air terjun Umbul Songo, lantas sayapun memutuskan untuk mengunjungi dan mencari air terjun tersebut. Setelah memarkirkan motor kamipun berjalan menyusuri bukit lereng Merbabu dengan rimbunnya hutan di kanan kiri jalan dan terdapat sungai kecil yang mengalir di daerah situ. Semakin menanjak kok malah semakin terjal dan curam jalannya, waktu itu sayapun sempat berputus asa dalam mencari air terjun tersebut dan akhirnya dengan segala kepuitus asaan karena tidak menentukan air terjun tersebut kamipun lantas mengurungkan niat kami untuk mencari air terjun. Dengan rasa lelah dan capek kamipun kembali ke tempat parkiran tadi untuk sejenak beristirahat sebentar lantas perjalanan kami lanjutkan ke Taman Wisata Kopeng. Sesampainya di tempat kamipun dikenai retribusi tiket masuk yang waktu itu jumlah totalnya Rp. 12.000, per orangnya masing2 Rp. 5000 (@ 2 orang Rp. 10.000) ditambah dengan parkir sepeda motor Rp. 2000. Setelah membayar kamipun lantas diarahkan orang yang berada di sekitar loket pembayaran masuk menuju ke tempat pemarkiran dan akhirnya kamipun memarkir motor. Sampai di tempat wisata, pertama kali yang kami lihat adalah beraneka ragam tanaman hias dipajang oleh banyak penjual. Kawasan wisata kopeng juga menyediakan tempat untuk berenang dan juga taman untuk beristirahat di bawah pepohonan yang rindang. Di taman tersebut juga disediakan panggung hiburan yang kebetulan pas tahun baru tersebut ada hiburan music dangdut dan waktu itu suasana sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan.

Setelah merasa puas dan capek karena sudah naik turun gunung akhirnya kamipun memutuskan untuk pulang. Dengan bergegas menuju tempat parkiran sepeda motor kami terkejut dan merasa agak dirugikan karena kami sewaktu di TPR sudah ditarik uang parkir kok di tempat parkir juga masih ditarik uang parkir lagi sebesar Rp. 2000. Akhirnya dengan perasaan hati yang kesal sayapun terpaksa memberikan uang kepada orang tersebut sebesar Rp. 1000, karena waktu itu tidak ada uang kecil lagi dan akhirnya orang tersebut mau menerima.


Dari Kopeng perjalanan pulang kami melewati arah yang berlawanan dari keberangkatan kami, yaitu melewati kota Salatiga. Ternyata perjalanan dari Kopeng menuju Salatiga tidak kalah serunya dengan perjalanan keberangkatan. Lika liku jalan pegunungan dan suasana alamnya sangat indah. Sesampai Salatiga, kami mengambil jalan ke kanan menuju Kota Boyolali. Kondisi ruas jalan Salatiga – Boyolali terbilang cukup ramai karena merupakan jalur utama Semarang – Surakarta. Sesampai di daerah Boyolali hujan deras pun menyambut kami dalam perjalanan pulang untungnya kami membawa mantrol (jas hujan). Sesampai menuju Solo hujan pun berangsur-angsur terang dan kami lantas memutuskan untuk mencopot mantrol tersebut. Dengan sangat kedinginan kamipun lantas melanjutkan perjalanan pulang melewati Klaten. Di klaten ternyata tidak hujan sama sekali dan udara waktu itu malah terasa sangat panas. Waktu menunjukkan pukul setengah 3 sore dan kamipun belum makan. Sambil tengok kanan kiri kamipun memutuskan untuk mencari makan di pinggiran jalan daerah Klaten. Sebenarnya seech rencana kami mau makan Soto di daerah Boyolali, dank arena waktu itu hujan lebat kamipun memutuskan mencari makan di Klaten. Setelah kenyang kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Hiiiuuuhhhh……petualangan dan perjalanan yang sangat melelahkan...cape deehhh..

0 comment(s):

Post a comment

<< Home