◄►broxzin adventure◄►

Wednesday, July 09, 2008

Obsesi Gunung Es dan Tragedi Pendaki Indonesia


Pungkas Tri Baruno tewas usai mendaki Gunung McKinley di Amerika Utara. 16 tahun lalu Indonesia juga sempat menangis karena kehilangan dua pendaki terbaiknya di Amerika Selatan, Norman Edwin dan Didiek Samsu Wahyu Triachdi saat pendakian
Puncak Aconcagua (6.969 m).

Keduanya mendaki Ancocagua, di Argentina pada tahun 11 Maret 1992. Pendakian ini merupakan rangkaian dari ekspedisi tujuh puncak dunia yang dilakukan Mapala UI. Sebelumnya tim Mapala UI telah menempuh perjalanan dari Cartenz Pyramid,
Kilimanjaro, McKinley dan Elbrus.

Namun gunung tertinggi di Amerika Selatan ini mengakhiri impian keduanya untuk menjadi seven summiter pertama Indonesia. Keduanya juga harus kehilangan nyawanya hanya beberapa ratus meter menjelang puncak Ancocagua.

Diduga badai yang bertiup hingga kecepatan 420 km/jam dan suhu yang turun hingga minus 42 derajat celcius menjadi penyebab melemahnya kondisi kedua pendaki ini. Suhu ekstrim inilah yang membuat Ancocagua sering dijuluki 'Iblis Pegunungan Andes'.

Jenazah Didiek Syamsu lebih dahulu ditemukan pada tanggal 24 Maret 1992, sedangkan Jenazah Norman Edwin baru ditemukan tanggal 2 April 1992. Butuh berhari-hari sebelum jenazah keduanya bisa dievakuasi.

Kematian keduanya ternyata tidak menyurutkan langkah Indonesia untuk terus mengibarkan Merah Putih di puncak tertinggi dunia. Ekspedisi Gabungan Kopassus dan sipil berhasil mengibarkan Merah Putih di Puncak Everest pada tahun 1992.

Saat ini pun ekspedisi tim Indonesia yang diawaki Frangky Kowaas masih berjalan. Frangky sudah berhasil menjejakan kakinya di Kilimanjaro, Afrika. Namun perjalanannya masih panjang untuk menaklukan tujuh puncak dunia.

Kematian Pungkas seakan menjadi pengingat bahwa ada yang lebih kuat dari obsesi manusia. Gunung itu sendiri. (rdf/ana)

0 comment(s):

Post a comment

<< Home