◄►broxzin adventure◄►

Monday, March 27, 2006

Tuhan Itu Satu

Dzunun Al-Mishri berkata, "Saya mempunyai seorang keponakan perempuan yang taat beribadah kepada Allah. Suatu ketika saya kehilangan dia selama satu bulan, tanpa saya ketahui kemana perginya. Lalu saya memohon kepada Allah siang dan malam, dengan puasa dan shalat malam. Suatu malam saya bermimpi mendengar suara yang mengatakan : "Orang yang engkau cari berada di suatu padang belantara."

Saya berkata dalam hati: "Subhanallah, bagaimana ia sampai tersesat di situ."

Kemudian saya sambil membawa bekal dan air. Selama 10 hari saya berputar-putar mencarinya hingga akhirnya saya putus asa dan bermaksud hendak kembali esok harinya. Ketika saya tertidur karena letih dan lelah, tiba-tiba seseorang menyepak saya hingga saya terbangun. Rupanya keponakanku itu yang melakukannya. Ia berdiri di depanku sambil tertawa. Lalu ia berkata:"Hai orang yang berhati lemah, apa yang ada di punggungmu ini?"

Saya berkata kepadanya: "Saya kehilangan engkau selama satu bulan."

Kemudian ia menjelaskan: "Wahai pamanku, demi Allah, ketika saya sedang berada di mihrab, tiba-tiba terlintas dalam benak saya bahwa Tuhan Bumi, Tuhan Langit, Tuhan Darat, Tuhan laut, Tuhan padang belantara dan Tuhan kota yang ramai adalah "SATU" . Maka saya berkata: "Saya akan beribadah kepada-Nya di padang belantara satu bulan dan di tempat ramai satu bulan, sampai saya menyaksikan kemurahan dan kekuasaan-Nya. Maka pergilah saya ke padang belantara sejak 40 hari yang lalu. Di sini saya menyaksikan kemurahan dan kekuasaan Tuhanku dengan seyakin-yakinnya, sehingga saya tidak membutuhkan lagi semua makhluk."

Setelah itu ia menangis, lalu terdiam.

Dzunnun melanjutkan: "Ketika itu saya merasa sangat lapar. Saya bermaksud menanyakan tentang makanan kepadanya. Namun ia mendahuluinya bertanya: 'Paman tampaknya kelaparan?"

Saya jawab: "Ya"

Lantas ia mendongak ke langit seraya mengatakan: "Ya Tuhanku, pamanku lapar! Ia ingin menyaksikan keadaanku di sisi-Mu!"

Dzunnun berkata: "Demi Allah, belum lagi ia selesai berdoa, tiba-tiba langit menghujani kami dengan embun putih seperti salju. Lalu saya berkata: 'Wahai keponakanku, ini adalah manna dan mana salwa-Nya?

Ia menjawab: "Salwa akan menyusul sesudah manna."

"MANNA" adalah sejenis embun yang turun pada bani Israel di zaman nabi Musa, lebih manis dari madu, lebih dingin dari es.

"SALWA" adalah sejenis burung yang sudah di panggang.

Semoga Anda sekalian bisa memahaminya dan merenungkannya kembali cerita di atas. Terimakasih.

0 comment(s):

Post a comment

<< Home